tentang kenisbian, tentang relativitas

7 Apr 2014

Pendekar

Dirga berjalan menyusuri jalanan yang berpasir itu. Ia menuju arah dimana matahari tenggelam. Di dadanya tersemat semangat yang membara. Khas seorang pemuda. Usianya baru sekitar tujuh belas tahun, remaja yang yang sedang mencari jati dirinya. Entah karena ia remaja pilihan atau sekedar karena dewa bermurah hati padanya. Di usia semuda itu ia telah menguasai berbagai macam ilmu kanuragan. Mengalahkan pendekar dari

Share:

27 Mar 2014

Kereta pagi

Pagi ini seperti biasa, saya berangkat kerja diantar istri. Rutinitas naik kereta dan pulang juga naik kereta, untuk sementata saya termasuk golongan penglajo.

Jika dipikir-pikir saya seperti teman-teman para pekerja di Jakarta yang rata-rata berdomisili di luar Jakarta. Berangkat subuh-subuh, naik kereta, kemudian pulang saat senja dan malam baru sampai rumah. Demi keluarga...hehehe...

Tapi jogja-solo bagi saya masih mending daripada Bogor-Jakarta, selain kereta Prambanan Ekspres àtau Sriwedari yang nyaman dan tidak umpel-umpelan juga transportasi rakyat ini murah meriah seperti yang terlihat di foto. Bandingkan dengan KRL yang melayani rute luar Jakarta ke Jakarta, sepengetahuan saya sangat saling berhimpitan umpel-umpelan.

Dari lubuk hati yang paling dalam, saya sebagai rakyat, sangat merindukan transportasi umum yang layak dan manusiawi. Terima kasih kepada PT.KAI yang telah memperbarui sistem pelayanan dan sangat berharap untuk terus ditingkatkan. Membantu kami rakyat Indonesia memiliki transportasi rakyat yang bermartabat.

Share:

2014, Tahun Politik yang Membuatku Tergelitik

2014
Ini tahun politik bagi Indonesia tercinta. Saat seluruh warga negaranya merayakan pesta demokrasi untuk memilih para wakilnya di parlemen dan presiden. Politik dan kekuasaan, bagi saya seakan dua kata yang tidak terpisahkan. Politik bagi saya adalah interaksi antara manusia sehingga menimbulkan suatu perilaku tertentu untuk mencapai tujuannya, baik kelompok maupun pribadi. Kekuasaan bagi saya adalah kewenangan untuk melakukan sesuatu.
Di masa seperti ini sering kita jumpai di jalan-jalan dan keramaian, banyak poster dan baliho kampanye caleg. Seringkali menjadi sampah visual yang melelahkan mata. Apa mereka tak berpikir bahwa maksud mereka tak tersampaikan. Hanya menjadi lelucon bagi orang-orang yang melihat.
Juga seringkali membuat bertanya-tanya. Siapa mereka? Selama ini mereka dimana? Kenapa waktu sekarang mereka baru muncul?
Banyak hal yang melandasi mereka untuk 'berani' mencalonkan diri sebagai wakil rakyat. Saya curiga mereka yang 'tiba-tiba' muncul di publik via baliho-baliho iklan kampanye di pinggir jalan itu karena ambisi pribadi. Siapa mereka? Saya saja tidak kenal. Mungkin hanya komunitas terdekatnya saja yang kenal.
Jika hanya bermodalkan tampang dan kata-kata reklame yang tersaji di baliho saja, jelas saya kurang tahu tahu seperti apa mereka, track record mereka, kecuali beberapa saja.
Share:

25 Mar 2014

Nisbi

Ini tentang kenisbian,
dalam ruang dan waktu yang tak abadi,
semua tak ada yang pasti,
Share:

BTemplates.com